Permasalahan remaja merupakan
permasalahan yang sangat kompleks mulai dari jumlahnya yang cukup besar
hingga permasalahan TRIAD KRR. Sebagaimana diketahui bahwa jumlah remaja
umur 10-24 tahun di Indonesia terdapat sekitar 64 juta atau 27,6% dari
jumlah Penduduk Indonesia (237,6 juta). Jumlah yang besar tersebut
ditambah dengan permasalahan TRIAD KRR di kalangan remaja. Sebagian dari
remaja saat ini telah memasuki perilaku berisiko diantaranya kawin di
usia muda, terlibat dalam perilaku seks pra nikah, menggunakan napza,
serta terinfeksi HIV dan AIDS. Data dari Depkes tahun 2009 di 4 kota
besar (Medan, Jakarta Pusat, Bandung, dan Surabaya) 39,5% mengatakan
temannya pernah melakukan hubungan seksual. Remaja yang menggunakan
napza tercatat sebanyak 51.986 atau sebesar 45% dari seluruh pengguna
napza (BNN, 2008). Sementara itu tercatat 45,9% remaja hidup dengan AIDS
(Depkes 2011).
Permasalahan remaja ini tentunya akan mengurangi kesempatan remaja untuk mempraktekkan perilaku hidup sehat sebagaimana mestinya. Remaja yang tidak berperilaku hidup sehat, akan menjadi korban dari resiko seks pra-nikah, Narkoba dan HIV/AIDS, dimana mereka akan terganggu kesempatannya untuk:
1. Melanjutkan pendidikan (Continue learning)
2. Mencari pekerjaan (Start working)
3. Memulai kehidupan berkeluarga (Form family)
4. Menjadi anggota masyarakat yang normal (Excercise citizenship)
5. Mempraktekkan hidup secara sehat
Untuk merespon permasalahan remaja tersebut, BKKBN mengembangkan program Generasi Berencana (GenRe). Program ini disamping membantu remaja menghadapi masalah dan tantangan hidupnya saat ini, juga membantu remaja untuk merencanakan kehidupan selanjutnya yaitu kehidupan berkeluarga.
Program GenRe dilaksanakan melalui
pengembangan Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa (PIK
Remaja/Mahasiswa) dengan pendekatan dari, oleh dan untuk remaja, sesuai
dengan kecenderungan remaja yang lebih menyukai berceritera tentang
permasalahnya dengan teman sebaya. PIK Remaja/Mahasiswa dikembangkan
melalui tiga tahapan yaitu Tumbuh, Tegak dan Tegar. Tahapan ini akan
dicapai apabila PIK Remaja/mahasiswa bersangkutan memenuhi indikator
yang telah ditetapkan. Salah satu indikator yang harus dipenuhi adalah
jumlah Pengelola, Pendidik Sebaya (PS), dan Konselor Sebaya (KS) yang
terlatih. Keberadaan Pengelola terlatih sangat diperlukan untuk
manajemen pengelolaan PIK yang baik. Keberadaan PS dan KS terlatih akan
dapat memberikan informasi yang benar bagi teman sebayanya.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga
pengelola, PS dan KS terlatih, maka perlu diadakan pelatihan-pelatihan
di setiap provinsi maupun kabupaten dan kota. Dalam pelatihan-pelatihan
tersebut tentunya diperlukan tenaga pelatih yang cukup handal. Maka
dalam rangka menyediakan kebutuhan tenaga pelatih di setiap provinsi
serta kabupaten dan kota, maka perlu diadakan TOT bagi tim pelatih
tingkat provinsi serta kabupaten dan kota.
Sumber : http://ceria.bkkbn.go.id/ceria/kegiatan
0 komentar:
Posting Komentar